Wto Sport – Dari sesi latihan bebas pertama sampai sesi sprint MotoGP Portugal 2024, pasukan Honda benar-benar memang ditimpa mimpi buruk.
Sesi kualifikasi yang berakhir dengan bertumpuknya empat pembalap mereka di posisi buncit membuat pabriikan raksasa asal Jepang itu makin terlihat miris.
Situasi makin pedih ketika pembalap terbaik Honda selama bergulirnya seri MotoGP Portugal pada pekan ini yaitu Johann Zarco (LCR Honda) malah apes saat lomba sprint.
Zarco mengalami crash dan gagal finis. Posisi terbaik Honda diraih Mir yang cuma finis di P14, diikuti Takaaki Nakagami (LCR Honda), dan Marini di posisi ke-18.
Marini sendiri finis paling belakang, sesuai dengan posisinya saat kualifikasi walau angkanya berbeda yaitu ke-22.
Dalam situasi yang benar-benar memprihatikan itu, Marini masih mencoba untuk bersabar.
Pembalap yang dikenal metodis itu enggan menyalahkan level RC213V yang menjadi sorotan justru karena kemunduran yang besar.
“Saya pikir kami telah menemukan sesuatu yang berguna untuk meningkatkan solusi saat keluar dari tikungan.”
“Namun, kami kehilangan terlalu banyak waktu saat memasuki tikungan dan saat menikung, jadi ini bukan kombinasi yang sempurna.”
“Kami perlu menganalisis semua data dengan hati-hati untuk memahami apa yang perlu dilakukan dengan setelan ini dan mencoba melakukan yang lebih baik besok (Minggu),” tandasnya.
Sepanjang sprint, ada spekulasi Marini sengaja melambat saking pelannya dia dalam mengarungi balapan jarak pendek sebanyak 12 lap itu.
Pembalap di luar posisi sembilan besar memang tidak mendapat apapun karena poin kejuaraan hanya tersedia di rentang itu.
Namun faktanya, dia tidak bertujuan demikian. Bukannya sengaja melambat, Marini menjadikan sprint sebagai ‘tes’ dadakan.
Marini ingin untuk memahami RC213V karena selama sesi-sesi latihan bebas, sulit untuk menguji banyak hal dengan waktu yang terbatas.
Semua itu didasari dengan pemikiran logis dari Marini, bahwa saat ini memang Honda memang sedang tidak bisa diajak berjuang untuk sekadar mengejar poin.
“Kami belum bisa memperebutkan poin di Sprint, jadi kami harus memanfaatkan waktu di trek ini untuk lebih memahami perilaku motor setelah beberapa putaran,” jelas Marini.
“Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kami lakukan pada Jumat kemarin, karena kami hampir tidak mendapatkan 5 atau 6 lap berturut-turut.
“Jadi kita tidak bisa memahami ban dengan baik dan sebagainya karena terlalu sering berhenti (saat practice).”
“Sedangkan sesi Sprint adalah saat yang tepat untuk mengumpulkan informasi dan mencoba mempersiapkan balapan sebaik mungkin.”
“Namun, ini bukan berarti saya sengaja melambat di Sprint.”
“Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, 100 persen karena setidaknya saya ingin mengalahkan rekan satu tim saya (Joan Mir, red),” jelas Marini.