Wto Sport – Pakar transportasi dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Ir Sutanto Soehodho, M.Eng mengingatkan keberlanjutan kendaraan listrik, termasuk bus listrik yang digunakan sebagai transportasi umum harus dijamin, salah satunya melalui infrastruktur.
“Menyelenggarakan pelayanan publik ini adalah suatu hal yang tidak mudah, tapi tidak lebih mudah lagi saat kita bicara soal keberlangsungan yang harus kita jaminkan,” kata Sutanto dalam peluncuran 22 bus listrik TransJakarta di Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis.
Menurut Sutanto, penetrasi kendaraan listrik termasuk bus cukup agresif di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Pada Kamis, sebanyak 22 bus listrik diluncurkan oleh TransJakarta melalui kemitraan dengan PT Bianglala Metropolitan, sebagai upaya untuk mencapai target 100 bus listrik pada akhir tahun 2023. Saat ini, TransJakarta telah memiliki 74 bus listrik yang siap melayani masyarakat.
Sutanto mengatakan, keberlangsungan operasional bus listrik harus dijamin agar tak ada kejadian serupa seperti ketika Jakarta mulai mencoba mengkonversi bus berbasis mesin disel ke gas yang dinilai lebih ramah lingkungan.
“Dalam perjalanannya, ternyata menyediakan bahan bakar berbasis gas itu bukan hal yang mudah. Kesiapan suplai gas itu sendiri menjadi masalah, sehingga barangkali kita kembali lagi ke bus disel,” ujar Sutanto.
Dengan menjamin keberlangsungan bus listrik, kata dia, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap peningkatan kualitas lingkungan.
Sutanto mengatakan, infrastruktur pengisian daya menjadi salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam menjaga keberlanjutan bus listrik.
Pengadaan infrastruktur pengisian daya, menurut Sutanto, tidak cukup jika hanya dilakukan oleh pemerintah sehingga perlu sinergi dari pihak swasta termasuk operator bus.
“Saya kira ini menjadi tanggung jawab semua pihak tentunya, tidak hanya pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan, tapi juga operator untuk menyiapkan banyak hal seperti bagaimana rekrutmen dan edukasi (kepada pramudi) agar bisa mengemudikan bus yang barangkali memiliki perbedaan sehingga harus ditangani lebih baik,” ujar Sutanto.