Wto Sport – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendukung pengembangan pendidikan vokasi bidang industri kreatif melalui Merdeka Belajar dan penyelenggaraan pendidikan vokasi berbasis sistem ganda.
“Berbagai strategi telah disiapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi bidang industri kreatif,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudrisetek Kiki Yuliati dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Di bawah kebijakan Merdeka Belajar, satuan pendidikan vokasi mulai dari sekolah menengah kejuruan (SMK), perguruan tinggi vokasi (PTV), hingga lembaga kursus dan pelatihan (LKP) beradaptasi dengan keilmuan bidang kreatif, seperti produksi konten gim, komik, film, dan musik.
Ribuan hingga jutaan talenta vokasi bidang industri kreatif diberikan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi industri kreatif melalui pendidikan vokasi sistem ganda yang terus ditekankan di berbagai satuan pendidikan vokasi.
Ia menjelaskan terdapat tiga jalur pendidikan vokasi yang telah disiapkan, yakni melalui level pendidikan menengah, pendidikan tinggi, serta kursus dan pelatihan.
Saat ini, lebih dari 3.329 dari 14.478 SMK di Indonesia menangani bidang industri kreatif dan hampir 339.279 siswa SMK sedang belajar bidang terkait dengan industri kreatif, seperti boga dan multimedia.
Selain itu, sekitar 13.432 LKPbergerak untuk mendukung industri kreatif serta sekitar 21 ribu mahasiswa saat ini belajar untuk mendukung sektor industri kreatif di berbagai bidang.
Secara khusus dan spesifik, Kemendikbudristek juga dituntut melahirkan lebih dari 10 juta talenta digital hingga 2024 yang nantinya mendukung industri kreatif, termasuk memperkuat industri gim dan keamanan siber.
Untuk menangani perkembangan industri kreatif yang dinamis, Kemendikbudristek turut menyiapkan strategi guna memperkuat pendidikan vokasi agar tetap kontekstual dan relevan.
Strategi itu, di antaranya menyesuaikan kurikulum dengan berkolaborasi bersama industri melalui project based learning (PBL) teaching factory sehingga banyak SMK ataupun politeknik di Indonesia memiliki fasilitas laboratorium sekelas rumah produksi.
Kemendikbudristek juga mengundang praktisi untuk mengajar serta mendorong peningkatan kesempatan bagi mahasiswa vokasi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.
Transformasi kurikulum dilakukan dengan mengadopsi kurikulum vokasi sistem ganda, yaitu model pendidikan vokasi yang memberikan porsi berimbang antara pendidikan di kelas dengan praktik langsung di industri.
“Dengan demikian diharapkan lulusan yang dihasilkan bisa tetap relevan dengan kebutuhan industri dalam hal ini adalah industri kreatif,” katanya.
Dari sisi pengajar, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memiliki unit pelaksana teknis (UPT) atau balai-balai vokasi untuk melakukan upskilling dan reskilling bagi para guru, instruktur, maupun dosen-dosen vokasi.
“Tapi khusus untuk dosen kami lebih mendorong untuk pelatihan maupun sertifikasi di industri maupun di kampus-kampus di luar negeri,” ujar Kiki.