Wto Sport – Di luar Stasiun Metro Expo 2020 Dubai, kerumunan orang bergegas menuju bus-bus antar jemput yang baru saja tiba untuk menghindari teriknya sinar matahari. Mereka termasuk di antara lebih dari 80.000 peserta konferensi perubahan iklim COP28 yang sedang berlangsung di Uni Emirat Arab (UEA).
Venue COP28, atau sesi ke-28 Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim, dibagi menjadi dua zona, yakni Zona Biru, tempat berlangsungnya negosiasi iklim formal dan hanya mereka yang memiliki izin yang diperbolehkan masuk, serta Zona Hijau, yang terbuka untuk semua orang yang peduli terhadap perubahan iklim.
Meskipun saat ini bulan Desember, suhu di Dubai dapat mencapai 30 derajat Celsius pada siang hari. Para peserta COP28 mempercepat langkah mereka, berupaya mendinginkan diri dengan menaiki bus antar jemput, salah satu moda transportasi yang paling disukai untuk bepergian antara Zona Hijau dan stasiun metro.
Dihiasi dengan slogan “Mendorong Aksi Iklim” (Driving Climate Action), bus-bus yang dirancang untuk konferensi tersebut dicat dengan warna-warna cerah, terutama biru atau hijau, guna mempromosikan kesadaran lingkungan. Terlebih lagi, beberapa dari bus tersebut merupakan kendaraan listrik murni dari China.
“Cuaca di Dubai selalu terik, dan bus ini memberikan pengalaman berkendara yang nyaman,” ujar Mechack Isoposo dari Republik Demokratik Kongo, salah satu pengunjung di Zona Hijau. Dia memuji bus antar jemput listrik itu sebagai “tindakan nyata untuk mengatasi perubahan iklim.”
Tahun lalu, 30 bus listrik Higer memberikan layanan yang luar biasa untuk COP27 di Sharm El-Sheikh, kota resor di Laut Merah, Mesir, beroperasi dengan jarak tempuh 45.000 kilometer dan mengangkut 300.000 penumpang.
Isoposo sangat terkejut saat menaiki sebuah bus yang diproduksi oleh King Long, salah satu produsen bus terkemuka di China. Dengan penuh semangat, dia berharap dapat mengunjungi China suatu hari nanti untuk belajar lebih banyak tentang kendaraan listriknya.
Untuk melayani konferensi dengan lebih baik, bus listrik murni dirancang khusus untuk beradaptasi dengan kondisi iklim di UEA. Bus ini dilengkapi dengan penyejuk udara yang disempurnakan untuk efek pendinginan yang lebih baik, baterai berkapasitas lebih besar, dan sistem anti-tabrakan khusus.
Takashi Sonoda, seorang delegasi Jepang yang menaiki bus tersebut, mengatakan dirinya sangat terkesan dengan pencapaian China di sektor mobil listrik dan energi terbarukan.
Ini adalah tahun kedua berturut-turut bus listrik Higer milik King Long melayani konferensi perubahan iklim PBB tersebut.
Tahun lalu, 30 bus listrik Higer memberikan layanan yang luar biasa untuk COP27 di Sharm El-Sheikh, kota resor di Laut Merah, Mesir, beroperasi dengan jarak tempuh 45.000 kilometer dan mengangkut 300.000 penumpang.
Feng Lu, selaku penanggung jawab atas merek internasional Higer, mengatakan bahwa merek-merek China, khususnya di sektor kendaraan energi baru, terus meningkat partisipasinya dalam acara-acara global.
Dia percaya bahwa para produsen mobil China dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap konservasi energi global dan perlindungan lingkungan.
Selain Higer, bus listrik dari produsen mobil China lainnya seperti Yutong dan BYD juga sibuk mengantar para peserta COP28. Secara keseluruhan, ketiga produsen menyumbang lebih dari setengah dari total bus antar jemput listrik murni yang melayani konferensi tersebut.
Amna Arshad, seorang delegasi Pakistan, menaiki bus Higer setelah menyelesaikan acara pendukung dengan para delegasi China di Green Zone.
Arshad memuji delegasi China yang telah memberikan ide dan pengalaman yang berharga terkait iklim di COP28, yang mana hal ini sangat bermanfaat baginya.
Dia memuji tindakan iklim China yang efektif, terutama dengan memimpin produksi dan penjualan kendaraan energi baru, seraya menambahkan bahwa dia “dengan penuh semangat menantikan lebih banyak solusi iklim dari China.”