Wto Sport – Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa dunia hakim merupakan dunia intelektual yang harus dekat dengan buku, bacaan, dan tulisan.
“Dunia hakim itu dunia orang-orang yang berpikir,” kata Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie saat ditemui usai menghadiri acara Peluncuran Buku dan Diskusi Literasi Konstitusi Mahkamah Konstitusi RI Tahun 2023 di Jakarta, Rabu
Jimly mengatakan bahwa pendekatan yang diperlukan seorang hakim adalah melalui penggunaan akal sehat dalam berdiskusi, baik itu melibatkan pembelajaran dari buku maupun pengalaman hidup.
“Aktivitas seperti menulis, berdiskusi, berdebat, dan melakukan permusyawaratan adalah langkah-langkah yang penting untuk hakim,” ujar Jimly yang pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) pertama periode 2003—2008.
Menurut dia, hal ini yang menjadi dasar untuk mempromosikan literasi konstitusi dan hukum, seperti di MK serta dan diharapkan pula di Mahkamah Agung (MA).
Ia berharap upaya tersebut dapat menjauhkan semua pengadilan dari dinamika kekuasaan dan bisnis.
Pada tahun ini menjadi tahun kelima bagi MK untuk meluncurkan buku secara berturut-turut sejak 2019. Pada tahun 2019, MK menerbitkan 25 buku. Jumlah buku yang diterbitkan MK lantas meningkat menjadi 28 buku pada tahun 2020, dan MK meningkat kembali pada tahun 2023 menjadi 34 buku.
“Total buku yang telah diterbitkan MK dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sebanyak 150 buku,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) MK Guntur Hamzah dalam laporannya pada acara tersebut.
Adapun sejumlah hakim konstitusi yang turut berkontribusi dalam peluncuran buku tahun ini, antara lain,Suhartoyo yang menulis buku berjudul Kompilasi dan Abstrak Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi.
Selanjutnya, Saldi Isra yang menulis buku berjudul Lembaga Perwakilan Rakyat Pasca-Perubahan UUD 1945 dan Manahan M.P.Sitompul yang menulis buku berjudul Mengawal Demokrasi Konstitusional.