Wto Sport – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan PT Bank Permata Tbk (PermataBank) memperpanjang kerja sama penjaminan kredit dan pembiayaan bersama (co-financing) pada sektor ekspor Indonesia.
“Kerja sama ini diharapkan dapat memperluas jangkauan dan kemudahan akses bagi para pelaku ekspor Indonesia dalam memanfaatkan fasilitas ekspor yang disediakan,” kata Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso di Jakarta, Rabu.
Kelanjutan kerja sama tersebut merupakan komitmen kedua pihak untuk memperluas segmen dan memperdalam hubungan nasabah melalui ekosistem mitra PermataBank.
Perjanjian antarkeduanya telah terjalin sejak 2019, di mana PermataBank dan LPEI berkolaborasi untuk pemberian penjaminan kredit atas fasilitas pinjaman debitur di PermataBank.
Melalui kerja sama tersebut, LPEI berupaya mewujudkan misinya untuk mempercepat laju pertumbuhan perdagangan luar negeri Indonesia dan meningkatkan daya saing pelaku bisnis serta menunjang kebijakan Pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor nasional.
LPEI sebagai special mission vehicle Kementerian Keuangan RI, terus berperan aktif dalam mendorong ekspor nasional. LPEI memiliki sovereign status yang dapat memberikan penjaminan bagi bank dengan pembobotan ATMR (Aset Tertimbang Menurut Risiko) sebesar nol persen sehingga tidak membutuhkan CKPN. Hal tersebut akan mengurangi biaya yang harus dialokasikan dan membuat PermataBank mampu memberikan harga yang lebih menarik kepada calon nasabah.
Di sisi lain, PermataBank juga akan mendapatkan akses pelaku eksportir dengan negara tujuan ekspor Thailand dan negara ASEAN lainnya melalui kerja sama tersebut, sehingga akan meningkatkan basis nasabah dan pada akhirnya meningkatkan ekspor Indonesia di ASEAN.
Diketahui, PermataBank merupakan bank swasta pertama yang menjalin kerja sama Penjaminan Kredit dengan LPEI selain HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara).
Dalam laporan kuartal III-2023, tercatat penyaluran kredit bank sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023 tumbuh sebesar 2,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp138,9 triliun, di mana mayoritasnya berasal dari kredit pinjaman korporasi dan pembiayaan bersama (joint financing).