Wto Sport – “Baru kemarin saya adalah seorang bocah 20 tahun yang datang dan bertarung dengan para legenda,” ucap Marc Marquez setelah MotoGP Portugal, dikutip dari Motorsport.com.
“Saya bertarung dengan para legenda seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa, dan sekarang ini benar-benar sebaliknya.”
Marquez memang bak mengalami deja vu tetapi terbalik ketika dirinya sudah menghadapi secara langsung lesatan Acosta.
Jika pada 2013 Marquez langsung meledak dalam debutnya dan mengasapi para jawara, Acosta juga telah menunjukkan potensi untuk melakukan hal yang sama.
Dua balapan telah berjalan pada musim ini dan dua kali pula Acosta menekan Marquez dalam duel satu lawan satu di lintasan.
Di MotoGP Qatar (10/3/2024) Acosta sempat menyusul Marquez untuk posisi keempat tetapi tak berdaya saat disalip kembali karena degradasi ban.
Sementara pada MotoGP Portugal (24/3/2024) Acosta dapat menuntaskan manuvernya terhadap hingga akhirnya meraih podium pertama dengan finis ketiga.
Duel ini mencuri perhatian karena melibatkan dua pembalap yang punya talenta di atas rata-rata tetapi berasal dari era yang berbeda.
Marquez (31 tahun), yang sudah makan asam-garam kehidupan, telah merebut delapan gelar juara dunia dan sedang berusaha bangkit bersama tim satelit Ducati, Gresini.
Sementara Acosta (hampir 20 tahun), ‘baru’ merengkuh dua gelar juara dunia dan sedang meletakkan pondasinya menuju kejayaan yang sama bareng Tech3, tim satelit KTM.
Memang, jika membandingkan hasil, debut Acosta tak seimpresif Marquez yang langsung podium di balapan pertama dan meraih kemenangan pada balapan kedua.
Akan tetapi, dengan grafik performa yang menanjak, El Tiburon (Si Hiu) diprediksi tidak akan memerlukan waktu lebih lama untuk naik ke podium teratas.
Jorge Lorenzo, mantan alien MotoGP yang dulu direpotkan Marquez, memperkirakan Acosta bisa melakukannya pada seri balap keempat yaitu MotoGP Spanyol.
“Entah hari Sabtu (sprint) atau Minggu (balapan grand prix), saya melihat dia berada di depan pembalap lainnya di Jerez,” ucap Por Fuera kepada DAZN, dilansir dari GPOne.
“Di tempat lain, bisa saja hujan turun, ada masalah teknis, atau mereka membuang kemenangan sendiri. Namun, di lintasan Spanyol, saya pikir dia bisa berbicara banyak.”
“Motor KTM dan GAGAS bekerja dengan baik di sana. Setidaknya mereka melakukannya dengan sangat baik tahun lalu.”
Musim lalu KTM meraih dua kali podium ganda dan kemenangan sprint pada MotoGP Spanyol berkat dua pembalap tim pabrikan mereka, Brad Binder dan Jack Miller.
Motor dengan logo GASGAS yang dikendarai Acosta sebenarnya merupakan motor KTM RC16 yang sama dengan milik Binder dan Miller.
“Jadi saya pikir, itu adalah kesempatan yang bagus,” ucap Lorenzo melanjutkan.
Lantas, bagaimana dengan Marquez? Selalu menjadi pembalap Ducati tua terdepan hanya dalam musim pertamanya menjadi bukti kualitas Si Semut masih ada.
Kecuali karena insiden dengan Bagnaia, Marquez tak pernah finis di luar posisi lima besar. Saat sprint MotoGP Portugal dia telah mencetak podium dengan menjadi runner-up.
Kans kemenangan Marquez berpeluang meningkat hingga mendekati 100 persen pada balapan MotoGP Americas di salah satu trek kesayangannya yaitu Circuit of the Americas.
Karakter lintasan COTA yang berlawanan arah jarum jam menonjolkan keunggulan Marquez hingga di trek ini pula dia pertama kali bisa finis pertama di kelas para raja.
Secara keseluruhan Marquez telah menang tujuh kali dan hanya dua kali gagal karena mengalami kendala teknis di COTA.
Dengan motor yang bisa dibilang sudah lebih dari cukup cepat, kans Marquez untuk melakukan rutinitasnya tentu terbuka lebar.
Jika prediksinya tepat, Marquez akan menang duluan ketimbang Acosta karena seri MotoGP Americas (12-14 April) dihelat sebelum MotoGP Spanyol (24-26 April) musim ini.
Akan tetapi, jika di sepak bola ada ungkapan bola itu bundar, di MotoGP juga sama yaitu roda itu bundar. Semua bisa terjadi di lintasan.