Wto Sport – PT Angkasa Pura II atau AP II (Persero) meraih penghargaan pada ajang The Asia Pacific ICT Alliance Awards (APICTA) di Cyberport, Hong Kong pada 5-8 Desember 2023.
Penghargaan itu diraih melalui platform kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dimiliki AP II, yakni AeroBuddy untuk kategori Industrial-Engineering & Construction/Transport.
Vice President of Corporate Communication AP II Cin Asmoro dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu mengatakan penghargaan itu sekaligus menandakan kemajuan dalam transformasi digital yang sudah dijalankan AP II sejak 2016.
“Transformasi digital di AP II sudah berjalan sekitar 7 tahun dengan sudah menghasilkan banyak produk dari transformasi itu yang sudah diterapkan untuk aspek pelayanan dan operasional. Pada tahun ini, AP II memperkenalkan platform AI AeroBuddy untuk efisiensi operasional Bandara, penerbangan dan pelayanan ke seluruh penumpang pesawat,” kata Cin.
Adapun, nominasi di dalam kategori tersebut berasal dari berbagai negara selain Indonesia, di antaranya Taiwan, Hong Kong, Australia, Singapura, China, Malaysia, Brunei Darussalam, Makao, dan Thailand.
“AeroBuddy adalah platform AI pertama di kebandarudaraan nasional. Kami bersyukur AeroBuddy mendapat pengakuan dari dunia internasional dengan menjadi pemenang pada APICTA 2023. Ini menjadi penyemangat bagi AP II untuk secara berkelanjutan terus memperkenalkan inovasi baru guna melayani masyarakat,” ujar Cin.
Ia menjelaskan bahwa AeroBuddy saat ini masih secara terus menerus disempurnakan dan akan digunakan penuh nantinya di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Menurut dia, Bandara Soetta adalah bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia. Pengelolaan bandara tersebut tidak bisa lagi dilakukan dengan cara-cara biasa, namun harus diperkuat dengan infrastruktur berbasis teknologi tingkat lanjut untuk menjaga dan meningkatkan standar operasi serta pelayanan.”
“Kehadiran AeroBuddy membantu meningkatkan daya saing Bandara Soekarno-Hatta di tingkat regional,” ujarnya.
AeroBuddy hadir dengan format percakapan melalui teks, di mana penggunaannya seperti halnya platform AI ChatGPT, namun memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait bandara.
“Personel AP II dapat berdiskusi dengan AeroBuddy dalam menjalankan pekerjaannya. Berbekal big data yang ada di bandara, AeroBuddy akan membantu personel dengan melakukan analisis tingkat lanjut atau advanced data analytics untuk memberikan berbagai insight terkait operasional, penerbangan, pelayanan dan komersial,” ungkap Cin.
AeroBuddy memiliki basis pengetahuan (knowledge) big data AP II, dan akan melakukan analisis data tingkat lanjut (advanced data analytics) untuk kemudian memberikan berbagai masukan atau pandangan kepada personel AP II dalam hitungan detik.
Adapun, basis pengetahuan AeroBuddy tepatnya ialah ratusan juta data yang ada di dalam sekitar 80 aplikasi yang ada di Bandara Soetta.
“Melalui AeroBuddy, misalnya kami dapat dengan cepat mengetahui analisis lalu lintas penerbangan, keinginan, kebutuhan dan kebiasaan pelanggan atau penumpang pesawat untuk kemudian data-data tersebut kami gunakan untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan standar operasi dan layanan,” ucap Cin.
Di dalam tahap selanjutnya, AeroBuddy juga akan diintegrasikan dengan aplikasi Travelin milik AP II sehingga dapat menjadi asisten pribadi masyarakat saat ingin bepergian dari dan ke bandara-bandara AP II.
“Ketika sudah terintegrasi dengan Travelin maka calon penumpang pesawat bisa mengetahui berbagai hal misalnya harus sudah berangkat dari rumah jam berapa agar bisa tepat waktu sesuai jadwal penerbangannya,” ungkap Cin.