Menjadi Bagian dari Perjalanan Olahraga
Beli Tema IniIndeks
Bisnis  

Dinkes Bantul temukan 1.144 kasus tuberkulosis selama 2023

Wto Sport – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama tahun 2023 hingga akhir November telah menemukan sebanyak 1.144 kasus penyakit tuberulosis atau TB.

“Di Kabupaten Bantul, dari kurun waktu Januari hingga November 2023, terdapat 1.144 kasus TBC yang ditemukan, atau terdapat satu kasus TBper 1.000 penduduk di Bantul,” kata Kepala Dinkes Bantul Agus Tri Widyantara dalam konferensi pers penanggulangan TBdi Bantul, Jumat.

Menurut dia, jumlah tersebut masih 58,67 persen dari estimasi sebanyak 1.950 kasus TBC tahun 2023 yang ada di Bantul. Dari data itu pula terdapat 420 pasien TByang ada di usia produktif, dengan 122 pasien berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa.

Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, kata dia, terbanyak yang bekerja sebagai buruh 11 persen, pelajar atau mahasiswa 10,6 persen, ibu rumah tangga tujuh persen wiraswasta 6,5 persen, serta pegawai swasta tiga persen.

“Dari 1.144 kasus TBtersebut sekitar 21,24 persen tercatat memiliki penghasilan rendah, mereka bekerja sebagai buruh, IRT, atau tidak memiliki pekerjaan. Sehingga dibutuhkan kerja sama lintas sektor untuk dapat membantu mereka,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Agus Budi Rahardjo mengatakan, pemeriksaan terduga TBdi Bantul telah dilakukan sebanyak dari target 9.477 pemeriksaan terduga TB, atau mencapai 132 persen dari target pemeriksaan terduga TBdi Bantul.

“Artinya upaya yang dilakukan dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang terduga TBtelah dilakukan dengan sangat baik dan jauh melebihi target yang telah ditetapkan,” katanya.

Dia mengatakan, dalam satu tahun terakhir, beberapa upaya telah dilakukan untuk menekan angka penularan TBdi Bantul. Salah satunya dengan memberikan terapi pencegahan TB(TPT) bagi kontak erat pasien TBdan kasus infeksi Laten TB.

“Kemudian penemuan kasus secara aktif pada populasi beresiko melalui kegiatan Active Case Finding (ACF), serta kolaborasi multi sektor melalui pendekatan District based Public Private Mix (DPPM),” katanya.

Dia mengatakan, melalui pendekatan DPPM, Dinkes Bantul, fasilitas layanan kesehatan (fasyankes), dan komunitas saling berkolaborasi untuk meningkatkan angka penemuan kasus TB, serta memastikan pasien mendapatkan pengobatan sesuai standar dan berpusat pada pasien.

“Sinergi Sehat Indonesia Bantul sebagai TB komunitas melakukan peranannya dalam pencegahan dan penemuan kasus TBmelalui kegiatan promotif dan preventif. Harapannya dengan upaya kolaborasi ini target eliminasi TBtahun 2030 dapat tercapai,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *