Wto Sport – Pemprov DKI Jakarta terus mendorong investasi langsung (direct investment) sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan bagi warganya, salah satunya dengan memberikan kemudahan perizinan berusaha.
Kebijakan ini membuat investor tertarik mencari peluang bisnis di Jakarta. Bukan semata-mata kemudahan perizinan, Jakarta juga memiliki fasilitas lebih lengkap dibanding provinsi lain di Indonesia.
Dari segi luas memang “hanya” 661,5 kilometer persegi yang menjadikannya sebagai provinsi dengan luas terkecil di Indonesia, namun dari sisi infrastruktur justru paling lengkap.
Tak hanya itu dari sisi tenaga kerja, Jakarta juga tidak bakal kekurangan. Sebagai kota dengan penduduk paling padat menjadikan Jakarta memiliki sumber daya manusia lengkap dengan ragam pendidikan dan keahlian.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, secara kumulatif realisasi investasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri (PMA dan PMDN) di DKI sampai dengan 2022 mencapai 3,7 miliar dolar AS atau setara Rp53,8 triliun atau sekitar 8,2 persen dari total realisasi nasional.
Dengan demikian DKI Jakarta masih menempati posisi teratas sebagai provinsi tujuan investasi di Indonesia. Meski bukan industri berat, investasi di DKI Jakarta lebih kepada sektor konstruksi, pariwisata, teknologi dan informasi (TI), perdagangan, dan lain sebagainya.
Sektor usaha terbesar yang merealisasikan investasi PMDN di DKI Jakarta sepanjang tahun 2022 adalah sektor konstruksi dengan nilai Rp18,8 triliun atau 21,1 persen. Sementara realisasi investasi PMA didominasi oleh sektor usaha transportasi, gudang dan telekomunikasi yang mencapai Rp20 triliun atau 37,2 persen.
Secara kumulatif, tiga sektor yang memiliki kontribusi realisasi investasi PMDN dan PMA terbesar pada 2022 yakni transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp38,1 triliun atau sekitar 26,7 persen, jasa lainnya Rp24,6 triliun (17,2 persen), dan perumahan, kawasan Industri, dan perkantoran Rp20,6 triliun (14,4 persen).
Ketiga sektor ini memiliki kontribusi 58,3 persen dari total realisasi penanaman modal DKI Jakarta periode Januari hingga Desember tahun 2022.
Lantas dari segi sebaran realisasi investasi secara kumulatif berdasarkan wilayah kota atau kabupaten di antaranya terbesar di Jakarta Selatan dengan nilai investasi sebesar Rp63,2 triliun; Jakarta Pusat Rp27,3 triliun; Jakarta Timur Rp25,1 triliun; Jakarta Utara Rp18,6 triliun; Jakarta Barat Rp8,6 triliun, dan Kepulauan Seribu Rp2,1 miliar.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) DKI Jakarta Benni Aguscandra mengatakan tingginya realisasi investasi itu tidak terlepas dari inovasi pelayanan penanaman modal dan kemudahan perizinan atau non-perizinan yang sudah dilakukan.
Tak hanya itu, Dinas PM-PTSP juga mengeluarkan sejumlah kebijakan yang ramah terhadap investasi mencakup tak ada komplain (zero complaint), tak ada penundaan (zero delay), dan serta memberikan layanan terbaik (excellence) 100 persen.
Fakta ini menunjukkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dianggap berhasil menerjemahkan perwujudan dari UU Cipta Kerja yang memang bertujuan untuk melakukan transformasi ekonomi ke arah yang lebih baik melalui investasi.
Tak hanya itu Pemprov DKI Jakarta juga dinilai memberikan iklim berusaha yang baik di saat pandemi dan usai pandemi sehingga hal ini semakin meningkatkan kepercayaan terhadap iklim berinvestasi di DKI Jakarta.
Konstruksi menarik
Mengacu kepada data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) DKI Jakarta sektor konstruksi masih menjadi investasi yang menarik.
Hal ini karena banyaknya pembangunan infrastruktur yang sangat masif di Ibu Kota. Hampir setiap sudut sedang ada pembangunan baik itu gedung bertingkat, jalan, termasuk prasarana transportasi.
Apalagi terkait dengan rencana Jakarta sebagai pusat ekonomi dan bisnis setelah tidak lagi menyandang status ibu kota. Maka Jakarta tentunya masih membutuhkan infrastruktur sebagai pendukung untuk mewujudkan rencana itu.
Dari sudut pandang investor, Jakarta masih menjadi “magnet” yang menarik sebagai kota bisnis. Hal ini karena untuk seluruh fasilitas penunjang sudah tersedia baik itu jalan, pelabuhan, bandara udara, kereta api, industri hulu-hilir termasuk usaha penunjang.
China State Construction Engineering (CSCEC) merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang tertarik untuk menggarap peluang di Jakarta. Berbekal pengalaman di bidang konstruksi bangunan di negara asalnya, perusahaan ini dipercaya menggarap proyek apartemen di Kemang, Jakarta Selatan.
Proyek apartemen yang dikembangkan PT Sintesis Kreasi Bersama ini mempercayakan pembangunan apartemen kepada CSEC terkait dengan rekam jejak perusahaan ini di China.
Thomas Go selaku Manajemen SKB mengatakan properti merupakan bisnis kepercayaan mengingat pembeli unit sudah dijanjikan serah terima pada Juli 2024, maka selaku pemilik harus mempercayakan kepada pelaksana konstruksi (kontraktor) yang sudah memiliki pengalaman dan memiliki reputasi.
Pariwisata
Berikutnya salah satu investasi yang menarik untuk dikembangkan adalah pariwisata dalam hal ini industri MICE (meeting, incentive, conference, exhibition) yang setelah pandemi kembali bangkit termasuk di Jakarta.
Meskipun objek wisata alam di Jakarta masih terbatas, sebagai kota ekonomi dan bisnis tentunya membutuhkan fasilitas untuk rapat dan pameran yang seluruhnya sudah lengkap tersedia.
Seiring dengan berakhirnya pandemi, kegiatan pertemuan saat ini sudah ramai diselenggarakan. Beberapa perhelatan internasional seperti KTT ASEAN yang baru saja berakhir mendongkrak pendapatan dari hotel-hotel yang ada.
Belum lagi pertunjukan musik (konser) mendatangkan artis dari manca negara juga memberikan kontribusi besar terhadap hotel-hotel di Jakarta.
Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) potensi pasar MICE di Jakarta pada 2023 ini berkembang pesat terlihat dari penyelenggaraan penyelenggaraan pameran di Indonesia sebanyak 178 kegiatan, sebanyak 128 kegiatan diselenggarakan di Jakarta atau lebih dari 70 persen.
Banyaknya manajemen hotel bertaraf internasional yang menghiasi hotel berbintang di Jakarta menjadi salah satu indikator investasi di sektor pariwisata berkembang pesat mengikuti pertumbuhan ekonomi.
Kondisi demikian tidak terlepas dari banyaknya investasi asing yang masuk ke Jakarta. Tentunya hal ini membutuhkan dukungan tempat tinggal dan tempat rapat berstandar internasional.
Dengan demikian untuk mewujudkan Jakarta sebagai pusat ekonomi dan bisnis sepertinya akan mudah terwujud. Mengingat tidak adanya penurunan investasi yang masuk ke Jakarta, bahkan masih menempati posisi teratas dibanding daerah lain di Indonesia.