Wto Sport – Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Hendri Saparini memperkirakan konsumsi atau belanja masyarakat akan bertambah Rp294,5 triliun, karena penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
“Dari privat, seperti dari calon legislatif dan calon presiden dan sebagainya itu sekitar Rp258 triliun. Dan dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) itu ada Rp36,5 triliun untuk pemilu,” kata Hendri dalam CORE Economic Outlook 2024, di Jakarta, Selasa.
Meskipun nilai tersebut diperkirakan hanya akan mencapai 4,2 persen dari total konsumsi masyarakat pada 2024, tapi pemilu dan pilkada diyakini akan menggerakkan perekonomian nasional.
Pada sisi lain, Hendri memandang pemilu dan pilkada tidak akan menurunkan investasi, terutama di sektor pertambangan, logam dasar, dan petrokimia yang saat ini cenderung meningkat.
“Malah secara political economy, (investasi) ini akan berlanjut sampai pemerintahan yang sekarang berhenti di Oktober 2024. Karena ada ketidakpastian apakah pemerintahan yang akan datang akan mempermudah investasi,” kata Hendri menambahkan.
CORE Indonesia optimis ekonomi akan tumbuh 4,9 sampai 5 persen secara tahunan pada 2024.
Namun demikian pada tahun 2024, presiden dan wakil presiden yang terpilih harus menghadapi tantangan berupa konflik geopolitik di sejumlah negara seperti Ukraina, Palestina, dan Venezuela yang berpotensi mengganggu rantai pasok global.
Di samping itu, ke depan negara-negara di dunia cenderung menerapkan kebijakan proteksionisme atau mementingkan mendahulukan kepentingan negaranya sendiri.
“Presiden Jokowi sudah mencontohkan ada sejumlah negara yang tidak mau mengekspor pangan, dan mereka lebih mementingkan kepentingan di dalam negeri. Ini yang akan dihadapi Pemerintah Indonesia pada 2024 dan setelahnya,” katanya pula.