Wto Sport – Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Festival Kabuyutan di Kabupaten Garut, Jawa Barat hasil kerja sama Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Kepala Makara Art Center UI, Dr. Ngatawi Al-Zastrouw di Kampus UI, Jumat mengatakan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang paripurna dan sesuai dengan budaya bangsa kita.
Melalui Festival Kabuyutan, Dr. Ngatawi berharap ideologi luhur yang terkandung dalam Pancasila akan terus hidup dan membudaya. “Seluruh akar-akar nilai yang ada di bumi Nusantara sudah dikonstruksi dalam konteks kekinian menjadi Pancasila,” kata Dr. Ngatawi.
Ia mengatakan seluruh aspek dan unsur terbaik sudah digali dan dirumuskan menjadi Pancasila. Peristiwa pagi ini merupakan bagian dari upaya kita terus mengalirkan mata air budaya, membuka sumbatan-sumbatan budaya yang barangkali tersumbat.
Dengan demikian, Pancasila diharapkan dapat selalu diimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan bangsa Indonesia, tambahnya.
Sementara itu Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerja sama BPIP, Toto Purbiyanto, juga sepakat bahwa Festival Kabuyutan sangat penting untuk diselenggarakan karena merupakan realisasi implementasi nilai-nilai Pancasila.
Ia berpendapat bahwa diperlukan kerja sama dari semua pihak untuk melaksanakan kegiatan seperti ini. Toto mengatakan kegiatan tersebutadalah acara yang harus dirawat bersama dan perlu partisipasi dari semua pihak.
Inovasi seni tradisi yang dilakukan para seniman Garut di Festival Kabuyutan ini dapat menjadi model pendidikan alternatif yang menyentuh dimensi afektif.
Melalui kegiatan ini, sejarah tidak hanya diperkenalkan sebagai pengetahuan yang hanya menyentuh aspek kognitif. Sebaliknya, sejarah justru dipahami sebagai laku hidup sehingga menyentuh aspek afektif.
Festival Kabuyutan berjalan lancar dan meriah. Serangkaian kegiatan kebudayaan turut digelar, di antaranya pagelaran seni, pameran kabuyutan, sarasehan, gelar busana adat, hingga anjangsana ke Kabuyutan Ciburuy, Kabupaten Garut.
Selain itu juga digelar dialog budaya untuk menggali pengetahuan dan kearifan lokal yang terkandung dalam naskah dan cerita tutur para nenek moyang, yang disebut papuhu dan karuhun dalam bahasa Sunda.