Menjadi Bagian dari Perjalanan Olahraga
Beli Tema IniIndeks
Bisnis  

FKep Unhas kunjungi Niigata University bahas keberlanjutan riset

Wto Sport – Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin melakukan kunjungan ke Niigata University of Health and Welfare, Jepang dalam rangka evaluasi dan perpanjangan kerja sama penelitian.

Dekan Fakultas Keperawatan Unhas Prof Ariyanti Saleh, dalam keterangannya yang diterima di Makassar, Jumat, mengatakan tujuan kunjungan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan bersama pada tahun 2023 serta memperkuat kegiatan kerja sama antara kedua fakultas untuk tahun 2024.

FKep Unhas pada 2023 ini berhasil menjalin kolaborasi dan menyambut lima mahasiswa inbound dari Niigata University of Health and Welfare dalam program selama seminggu, dan empat dosen inbound dalam program Visiting Lecturers.

Selain itu, studi kolaboratif telah dilakukan, untuk tahun 2024 mendatang kedua belah pihak sepakat melanjutkan kerja sama dalam bidang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam bidang akademik dalam program Outbound dan Inbound students, Visiting Lecturer oleh Prof Masayoshi Kubo, Ph.D bidang Fisioterapi.

Pihaknya berharap kerja sama ini dapat bertahan lama dan mendukung Unhas untuk memenuhi kriteria World Class University, khususnya dalam hal indikator reputasi akademik.

Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan dapat meningkatkan kerja sama untuk kedepannya, khususnya meningkatkan kolaborasi fakultas dalam publikasi antara Nusing Unhas dan Nijigata University of Health and Welfare Jepang,” jelas Prof Ariyanti.

Selain itu, FKep Universitas Hasanuddin juga menjalin kerja sama dengan Kaikoukai Health Care Group, Nagoya Jepang akan membangun pusat pelatihan untuk caregiver.

Pusat pelatihan ini nantinya diharapkan dapat berdiri pada tahun 2024, sebagai pelatihan persiapan bagi peserta yang akan diuji menjadi Caregiver di Jepang.

Diharapkan dengan adanya pusat pelatihan ini dapat mempersiapkan diri dari segi bahasa dan keterampilan, baik alumni keperawatan Unhas maupun alumni keperawatan dari institusi lain untuk dapat bekerja sebagai caregiver di Jepang,” jelas Prof Arianti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *