Wto Sport – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memfasilitasi para pembuat film untuk mendukung pertumbuhan komunitas film lokal yang diharapkan menjadi penggerak industri film Indonesia, salah satunya melalui Festival Film Bulanan (Fesbul).
Salah satu pendiri Fesbul Abdul Manad mengatakan program ini merupakan bentuk ruang kreatif untuk mengapresiasi dan mempromosikan karya film lokal yang memiliki keunikan, autentisitas, karakter dan ciri khas kuat. Fesbul juga dinilai dapat menghidupkan ekosistem perfilman di daerah dengan melibatkan subsektor ekonomi kreatif lainnya.
“Dalam pertumbuhannya Fesbul masih memiliki banyak kekurangan, dan membutuhkan keikutsertaan berbagai pihak, teman-teman sineas dan para stakeholder, agar dapat saling mendukung,” ujar Abdul melalui keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Abdul menyebutkan sepanjang 2023, sebanyak kurang lebih 800 film pendek mendaftarkan diri pada Fesbul dan lebih dari 600 film lolos kurasi, hingga menghasilkan 20 Film Terpilih dari seluruh wilayah di Indonesia.
Para peserta terpilih berkesempatan mengikuti kegiatan seperti jejaring komunitas, Workshop Menuju Film Komersil, Sinema Keliling, serta kolaborasi pemutaran film di dalam dan luar negeri, hingga gelaran Road to Awarding Night di 10 titik Bioskop XXI di Indonesia, yaitu: Jayapura, Yogyakarta, Jambi, Lombok, Makassar, Padang, Pontianak, Ambon, Jakarta dan Bandung.
Pada Malam Anugerah Fesbul 2023 yang berlangsung pada 9 Desember 2023 di Grand Ballroom JIEXPO Kemayoran Jakarta, 20 Film Terpilih akan menjadi nominasi pada kategori penganugerahan, yaitu; Film Ide Cerita Terbaik, Film Visual Terbaik, Film Audio Terbaik, Film Dokumenter Terbaik dan Film Fiksi Terbaik.
Selain kategori di atas, ada pula penghargaan Apresiasi Khusus Film Favorit Penonton, yang mana penghargaan ini didapatkan dari hasil respons positif masyarakat yang menonton Film Terpilih Fesbul 2023 pada saat Sinema Keliling dan kegiatan-kegiatan pemutaran film lainnya.
Perhelatan Malam Anugerah Fesbul 2023 ini mengusung tema “Tumbuh Bersama dalam Perbedaan”, sebagai bentuk kampanye dan wujud buah pemikiran, harapan, serta visi misi dari Fesbul itu sendiri.
“Filosofi tumbuh dalam perbedaan mengajak kita untuk menciptakan dunia di mana setiap orang dilihat, didengar, dan dihargai. Bahwa perbedaan harus dirayakan, bukan ditakuti, dan dengan merangkul perbedaan, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif,” kata Abdul.