Wto Sport – Melonjaknya angka kematian akibat serangan baru Israel di Gaza selatan membuat pemerintah AS menekan Israel untuk meminimalkan jumlah korban tewas dari warga sipil, tetapi hal itu dipastikan tidak akan membatasi bantuan militer ke sekutunya itu.
Wakil Presiden Kamala Harris dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah mendesak Israel secara terbuka untuk melakukan serangan terarahdi Gaza selatan untuk menghindari banyaknya korban sipil seperti serangan mereka di utara.
Sekitar 900 orang di Gaza tewas dalam serangan udara membabi buta Israel mulai Jumat, ketika gencatan senjata berakhir, hingga Senin, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Angka tersebut hampir sama dengan jumlah korban tewas dalam serangan di Gaza selama empat hari setelah kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.
AS saat ini tidak menganggap penundaan pengiriman senjata atau mengkritik keras sebagai cara untuk mengubah taktik Israel karena AS yakin strategi perundingan secara masih efektif, menurut dua pejabat AS.
Mereka mengatakan hal itu tiga hari setelah Israel melakukan lagi pengeboman dari udara di Gaza selatan sehingga warga setempat harus mengangkat jenazah anak-anak dan orang dewasa dari reruntuhan akibat serangan tersebut.
Namun, kedua pejabat itu mengatakan pengurangan dukungan militer kepada Israel akan menimbulkan risiko besar karena bisa mendorong musuh-musuh Israel terlibat dalam konflik.
AS menegaskan bahwa dukungannya terhadap Israel tidak tergoyahkan. Negara Zionis itu juga tampak tidak memedulikan tuntutan dunia internasional untuk mengubah strateginya.
“Harus saya akui, saya merasa perdana menteri tidak merasa tertekan, dan kami akan melakukan apa pun untuk mencapai tujuan militer kami,” kata penasihat kebijakan luar negeri Netanyahu, Ophir Falk, kepada Reuters pekan lalu ketika ditanya soal tekanan internasional terhadap Israel.
AS memberi Israel bantuan militer senilai3,8 miliar dolar AS (sekitar Rp58,93 triliun) setiap tahun, mulai dari jet tempur hingga bom berkekuatan tinggi yang dapat menghancurkan terowongan Hamas. Pemerintahan Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui tambahan 14 miliar dolar (sekitar Rp217,14 triliun) untuk membantu sekutu terdekatnya itu.
Dukungan sebesar itu sebetulnya bisa memberi AS “pengaruh besar” atas cara Israel berperang melawan Hamas, kata Seth Binder, direktur advokasi The Project on Middle East Democracy.
“Menahan peralatan tertentu atau menunda penambahan cadangan senjata akan memaksa pemerintah Israel untuk menyesuaikan strategi dan taktik karena tidak ada jaminan mereka akan mendapat lebih banyak senjata yang tersedia. Sampai saat ini, pemerintah (AS) terlihat enggan menggunakan pengaruh itu,” kata dia.
Menjelang pemilihan presiden AS pada 2024 dan ketika para pembantu Biden telah menyerukan agar Israel menahan diri, upaya apa pun untuk memangkas bantuan ke Israel bisa merugikan presiden dari Partai Demokrat itu, yang berupaya untuk terpilih kembali.
Dia juga menghadapi tekanan dari kelompok progresif di Demokrat yang ingin agar AS mengenakansyarat bantuan militer kepada sekutunya di Timur Tengah itu, dan agar Biden mendukung seruan untuk melaksanakan gencatan senjata segera di Gaza.
Seorang sumber keamanan Israel mengatakan sejauh ini tidak ada perubahan dalam dukungan AS terhadap Israel dan bahwa saat ini sudah ada kesepahaman dan koordinasi terus dilakukan.
“Jika AS berubah arah, Israel harus mempercepat operasinya dan menyelesaikan semuanya segera,” lanjutnya.
Pertempuran antara Israel dan Hamas berlanjut pada Jumat setelah jeda tujuh hari untuk pertukaran sandera dan tahanan serta pengiriman bantuan kemanusiaan.
Israel membalas serangan militan Hamas pada 7 Oktober yang disebutnya telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.
Kementerian Kesehatan Gaza, yang datanya dipercaya PBB, mengatakan pada Senin bahwa 15.899 warga Palestina, 70 persen dari mereka adalah perempuan atau orang di bawah 18 tahun yang didefinisikan sebagai anak-anak, telah tewas oleh bombardemen Israel selama delapan pekan perang berkecamuk.
Sumber: Reuters