Wto Sport – Kedekatan pevoli putri Indonesia dengan Kim Yeon-koung semakin terjalin semenjak keduanya sama-sama berlaga pada laga All Star di sela-sela jeda Liga Voli Korea 2023-2024.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Kim Yeon-koung merupakan sosok legenda hidup voli Korea Selatan yang diidolai Mega.
Meski sempat menjadi lawan di lapangan di mana Mega memperkuat Red Sparks, dan Kim memperkuat Pink Spiders, tetapi hubungan pertemanan keduanya akur di luar kompetisi.
Sebagaimana yang diceritakan Mega kepada media Korea Selatan, Edaily, baru-baru ini.
Mega sempat turut disorot banyak media Korea Selatan berkat gebrakannya sebagai pevoli berhijab pertama yang mentas di Liga Voli Korea.
Aksinya pun sering menjadi ancaman tim-tim lawan saat duetnya bersama Giovanna Milana alias Gia menciptakan julukan Duo Meriam Kembar sebagai lini serangan Red Sparks yang berbahaya.
Belum lagi ketika ketambahan kapten Lee So-young, trio maut tim asuhan Ko Hee-jin itu sering menyajikan pertandingan menarik untuk para penggemar Red Force sekaligus pecinta voli Tanah Air.
Efeknya pun berimbas pada banyaknya para penggemar dan atlet muda voli yang terinspirasi Mega. Hingga julukan Kim Yeon-koung versi Indonesia pun tersemat pada sosok atlet asal Jember, Jawa Timur tersebut.
Soal julukan itu, Mega tak menyangka dan tetap merasa rendah hati meski tak dipungkiri dia sangat senang bisa menjadi sosok insipirasi sebagaimana dia mengidolakan Kim Yeon-koung itu sendiri.
“Saya sangat senang dan bersyukur, tetapi ini juga sekaligus membuat saya merasakaan tanggung jawab yang lebih besar,” tandasnya.
“Kim Yeon-koung itu adalah idola saya dan saya masih tidak percaya julukan itu diberikan kepada saya. Saya sangat bangga,” katanya lagi.
Mega pun berujar bahwa sejak sama-sama tampil pada laga All Star Liga Voli Korea, Januari 2024 lalu, dia selangkah lebih dekat dengan ratu voli Korea Selatan itu. Dia bahkan memposisikan dirinya sebagai penggemar berat walau sejatinya sama-sama sedang berstatus sebagai pemain di liga yang sama.
“Saat Kim Yeon-koung memenangkan penghargaan MVP di All Star Game, saya bilang saya akan pergi dan memberi selamat kepadanya,” kenang Mega.
“Saat itu dia menjawab ‘Terima kasih, terima kasih’,” tandasnya.
Meski singkat, tetapi dari situlah Mega perlahan bisa mendekat idolanya, berukar pesan di media sosial dan berkenalan lebih dekat sebagai hubae (junior) yang menyenangkan.
Berkat itu, Mega pun ternotice Kim dan mendapat undangan langsung dari Kim Yeon-koung untuk datang pada laga All Star berbalut perpisahan yang bertajuk KYK Invitational 2024 yang akan digelar pada 8 dan 9 Juni 2024 nanti di Jamsil Indoor Stadium, Seoul, Korea Selatan.
Laga perpisahan untuk pensiunnya sang ratu voli itu telah tertunda 2 tahun setelah diadang pandemi Covid-19 lalu.
“Saya senang sekali bisa diundang ke acara tersebut,” ucap Mega.
“Tapi (sayangnya) saya sedang bermain di Proliga saat itu, sehingga saya tidak akan bisa hadir.”
“Meski begitum saya bangga bisa diundang,” kata Mega yang akan memperkuat Jakarta BIN pada Proliga 2024.
Mega pun ditanya lebih lanjut oleh media Korea tentang impiannya setelah mendapat pengalaman di Red Sparks dan Liga Voli Korea dengan beserta hagemoni yang masih terasa kuat di Tanah Air saat ini.
“Saya ingin memimpin tim voli Indonesia ke Olimpiade dan tampil di panggung besar,” kata Mega bertekad.
“Saya ingin menjadi legenda, saya ingin menjadi yang terbaik di dunia,” tegas pemain 24 tahun tersebut.