Wto Sport – Tingkat pelecehan seksual di lingkungan Angkatan Bersenjata Kanada (CAF) mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun 2022, demikian diungkapkan Statistics Canada, Selasa (5/12).
Berdasarkan survei tentang pelecehan seksual di CAF 2022, seperti dirilis Statistics Canada, sekitar 1.960 anggota (3,5 persen) Pasukan Reguler melaporkan bahwa mereka mengalami pelecehan seksual di tempat kerja militer atau di luar tempat kerja.
Pelecehan seksual tersebut mencakup penyerangan seksual, sentuhan seksual yang tidak diinginkan, dan aktivitas seksual di mana korban tidak dapat memberikan persetujuan.
Angka pelecehan tersebutjauh lebih tinggi daripada 1,6 persen seperti tercatat pada tahun 2018 dan 1,7 persen pada tahun 2016 saat survei serupa dilakukan.
Pelecehan seksual lebih sering terjadi pada perempuan (7,5 persen) daripada laki-laki (2,8 persen) di Pasukan Reguler pada tahun 2022.
Pelecehan seksual juga lebih sering terjadi pada personel reguler berusia lebih muda, yang merupakan penduduk asli, penyandang disabilitas, atau orientasi seksualnya bukan heteroseksual, ungkap lembaga itu.
“Prevalensi pelecehan seksual yang terus berlanjut di tempat kerja kami sangat mengecewakan, mengingat fokus berkelanjutan yang kami berikan untuk mengatasinya,” demikian menurut sebuah pernyataan yang dirilis Departemen Pertahanan Nasional Kanada dan CAF, Selasa.
Dephan Kanada tetap memegang teguh komitmen untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kami yakin pendekatan kami saat ini, yang berfokus pada akar permasalahan dan didasari oleh pengalaman hidup para anggota, pemangku kepentingan, dan para pakar kami, akan menghasilkan perubahan berkelanjutan,” demikian menurut pernyataan itu.
Survei tersebut dilakukan Statistics Canada mulai Oktober 2022 hingga Januari 2023, dengan meneliti pengalaman para anggota CAF dalam periode 12 bulan sebelum survei, memberikan data terkini tentang lingkup, prevalensi, dan sifat pelecehan seksual di CAF.
Lebih dari 23.000 respons dikumpulkan dari anggota Pasukan Reguler dan Cadangan Utama CAF.