Wto Sport – Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) di Arab Saudi pada Rabu untuk membahas produksi minyak dan OPEC+ serta konflik di Jalur Gaza.
Pertemuan itu dilakukan menyusul turunnya harga minyak, meski OPEC+ berjanji untuk terus memangkas produksi.
OPEC+ beranggotakan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekelompok negara yang dipimpin oleh Rusia. Mereka memompa lebih dari 40 persen minyak dunia.
Putin terlebih dahulu mengunjungi Abu Dhabi dan berbicara dengan Presiden Uni Emirat Arab (UAE) Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ), yang menyebut Putin”teman yang sangat baik”.
“Hubungan kita, sebagian besar karena posisi Anda telah mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Putin kepada MBZ. “Uni Emirat Arab adalah mitra perdagangan utama Rusia di dunia Arab.”
Putin mengatakan Rusia dan UAE bekerja sama sebagai sesama anggota OPEC+. Dia juga mengatakan bahwa mereka akan membahas konflik Israel-Hamas dan situasi di Ukraina.
Putin kemudian akan terbang ke Arab Saudi dan bertemu secara langsung dengan MBS untuk pertama kalinya sejak Oktober 2019.
Kantor Presiden Rusia, Kremlin, mengatakan kedua pemimpin juga akan membahas kerja sama energi sebagai sesama anggota OPEC+.
Kunjungan terakhir Putin ke Timur Tengah terjadi pada Juli 2022 ketika bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Putin jarang meninggalkan Rusia sejak perang meletus di Ukraina.
Belum jelas apa yang akan dibahas Putin terkait pasar minyak dengan Putra Mahkota Arab Saudi itu, yang digelar hanya beberapa hari setelah pertemuan OPEC+ ditunda.
Penundaan itu disebabkan oleh perselisihan mengenai tingkat produksi oleh beberapa anggota.
Menteri Energi Arab Saudi mengatakan OPEC+ juga meminta jaminan dari Rusia untuk mengurangi ekspor bahan bakar.
Arab Saudi adalah eksportir minyak mentah terbesar di dunia. Bersama Rusia, kerajaan itu mengendalikan seperlima produksi harian minyak.
Mereka juga akan membahas perang Israel di Gaza, situasi di Suriah dan Yaman, serta isu-isu yang lebih luas seperti menjamin stabilitas di kawasan Teluk, kata Kremlin.
Situasi di Ukraina juga akan dibahas, kata seorang pejabat Rusia.
Sumber: Reuters