Wto Sport – Perusahaan kelapa sawit terintegrasi Musim Mas Group mengadakan Women Smallholders Program, sebuah program pemberdayaan bagi petani perempuan dan istri petani kelapa sawit binaan perusahaan tersebut di Provinsi Riau.
“Women Smallholders Program dihadirkan untuk memberdayakan petani perempuan dan istri petani melalui berbagai pelatihan yang menekankan aspek sosial-ekonomi agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi lebih di dalam keluarga,” kata Project Leader Women Smallholders ProgramLinda Wati dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Linda menambahkan dari survei terhadap calon peserta dilakukan sebelum program dimulai, terdapat modul pelatihan yang dijalankan yakni terkait dengan nutrisi dan kesehatan keluarga, literasi keuangan, dan peluang bisnis rumahan.
Women Smallholders Program dimulai dengan pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga. Musim Mas berkolaborasi dengan dua akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU), yaitu Dr Fotarisman Zaluchu, SKM, MPH dan Dr Putri C Eyanoer, MS Epi, PhD, untuk melaksanakan program pelatihan.
Pelatihan perdana dilaksanakan pada Mei-Oktober 2023 dengan diikuti oleh 500 perempuan dari tiga kabupaten di Riau yaitu Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Pelalawan. Melalui tiga kali tatap muka, dengan materi yang berbeda, pelatihan menggunakan pendekatan participatory, reflective, dan interactive.
Pelatihan tersebut juga mengombinasikan modul dengan games, diskusi, dan aktivitas peserta. Tujuannya, agar peserta dapat mengingat keseluruhan materi untuk digunakan dalam praktik perilaku secara mandiri setelah pelatihan selesai.
Musim Mas optimistis bahwa program tersebut bisa terus dikembangkan dan diterapkan di daerah-daerah lainnya, mengingat program ini berkontribusi langsung dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya tanpa kelaparan (nomor 2), kesetaraan gender (nomor 5), serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (nomor 8).
Perluasan program juga dapat dilakukan dengan memberdayakan para petani perempuan atau istri petani yang sudah mendapatkan pelatihan untuk berbagi dengan anggota keluarga atau komunitasnya.
“Setelah pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga, selanjutnya kami akan merancang pelatihan terkait literasi keuangan dan peluang bisnis rumahan. Karena itu, Musim Mas menyambut baik seluruh pemangku kepentingan yang ingin berkolaborasi, untuk meningkatkan kehidupan keluarga petani swadaya di Indonesia,” ucap Linda.
Sementara itu, Fotarisman mendorong pemberian informasi yang mudah dipahami oleh para peserta mengingat latar belakang peserta yang sebagian besar awam dengan istilah-istilah kesehatan.
“Kami mengembangkan teknik belajar yang edukatif tetapi menyenangkan, di mana penyampaian materi dilakukan secara dialogis, melibatkan indra, dan membangkitkan semangat. Kami menyampaikan materi sesuai dengan konteks keseharian mereka, dan dari awal, menjelaskan juga kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi,” ujar Dosen Program Studi Antropologi Sosial FISIP USU tersebut.
Sedangkan, Putrimenilai program Women Smallholders memiliki kerangka kerja yang tepat dengan memilih para ibu sebagai target peserta pelatihan. Pengaruh ibu pada keluarga terlihat dengan mengajak suami untuk hidup sehat, tentu dengan segala keterbatasannya.
“Efek domino memang hanya bisa didapat melalui komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. Mulai dari mengajak suami untuk ikut menerapkan apa yang didapat dalam pelatihan, sehingga bisa merasakan manfaatnya bersama, dan melalui unggahan di grup Whatsapp, dapat memotivasi ibu dan pasangan lain untuk melakukan program bersama,”terang Dosen Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran USU itu.